A breathing meat.
Why?
Some breathing meat lucky enough to understand their purpose of existence. But most of the meats have no idea why they exist in this universe. The meat who knows and the meat who doesn't know experience the same pain, uncertainty, and heartbreak, but have different points of view on everything.
Where?
Under the sky. On the soil. Between the air and the sea.in the arms of people who treat you badly.
What?
Something you don't know and something you know. If you're lucky you'll find the answer but other questions will come to you soon after that.
When?
Not today.
Judul : The Book of Invisible Question
Pengarang : Lala Bohang
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Bukankah dari sinopsisnya sudah menarik perhatian? Ya mungkin karena saat itu aku benar- benar diambang kelabilan. Sedikit cerita, saat aku ke gramedia waktu itu — 11 November 2017, aku sedang sangat unmood dengan segala hal yang terjadi pada kehidupanku. Merasa sangat payah dalam hidup, merasa tidak ada yang perduli dengan ku — ada atau tidaknya. Lalu, saat itu aku memutuskan untuk "kabur" dari rumah, berjalan mengikuti kemanapun kakiku ingin pergi. Saat kakiku lelah, tibalah aku di gramedia— home of books. Lelahku hilang ketika melihat buku-buku yang menarik, yang ingin kubaca tapi sayangnya — "money can't bring you home honey" said me to the books.
Aku tertarik pada hard cover pada buku ini, lebih awet dan classy. Setelah membaca sinopsis, satu kata membuatku tertarik ke dunia si penulis. "But most of the meats have no idea why they exist in this universe." (Bohang,2017) Dari pernyataan itu saja, aku sudah mengerti kemana arah buku ini membawaku, this cruel world. Segera aku memutuskan untuk membeli buku itu, tanpa pikir panjang aku membawanya keliling gramedia dengan bangga. Lalu aku bertemu dengan buku yang lain, sebuah buku pelajaran — boring but i must buy it. Berniat untuk menyiapkan uang, apakah cukup dengan uang pink yang ada di dompet ini, aku melihat harga yang tertera dan kaget. Satu buku indah ini seharga 100 ribu sekian. Pikiranku berkutat, ketika banyak yang ingin kubeli dan aku harus merelakan semua hanya untuk buku ini. Heol! Really Ulya?. Ya, insting seorang wanita ini berkata ya.
Buku ini menjadi yang pertama dari sekian banyak buku — sedikit, yang aku baca setiap lembarnya, bahkan kotak pelanggaran hak cipta. Diawal akan disajikan sesi tanya jawab dari film yang di favoritkan oleh si penulis. Seperti yang aku tebak dari awal membaca sinopsis, pasti tentang dunia. Saat, aku merasa tertarik dengan tulisan itu, terlebih dengan bahasa inggris, yang menurutku lebih mengena daripada bahasa indonesia. Awalnya, kukira hanya bagian ini yang menggunakan bahasa inggris, tapi ternyata tidak — thank God!. Karena, terkadang cerita dengan bahasa indonesia jika tidak benar-benar mempunyai kata yang pas — puitis, akan jadi sangat-sangat cheesy.
Buku ini berisi puisi, cerita, dan kalimat berisi tentang kisah si penulis tentang cinta dan kebencian. Untuk siapa? Dunia dan dia. Diselingi juga cerita dari si Rock, Kid, dan Cockroah. Mereka sebagai narasumber dari pertanyaan yang biasa kita tanyakan, dan mereka sebagai jawaban dari yang biasa kita jawab — probably. Buku ini mengandung banyak makna, seperti mengapa kita harus mencintai dunia penuh drama ini padahal kita sangat membencinya? Mengapa harus menjalani semua kesusahan ini padahal kita bisa lari dari itu? Memang, makna dari sebuah buku ini adalah sebuah pertanyaan, seperti judul blog kali ini —you will know where do I get inspired (if you read the book).
Selain menggunakan bahasa inggris, yang juga menggunakan bahasa yang puitis, membuat sedikit pusing untuk mengetahui maksud dari si penulis. Tapi, ini yang membuat menarik, merasa penasaran dan akan mencari tahu dari berbagai sumber. Membuat diri kita lebih kritis terhadap sesuatu, melatih kita untuk mencari sumber lebih dari satu. Overall, buku ini cocok dibaca untuk kamu yang sangat curious tentang panggung sandiwara ini, untuk kalian yang sejenak butuh tertawa bersama masalah-masalah yang kita hadapi.
——————
After a long hiatus — not really, I am finally decided to write again. There is so much going on in my life. This review will be my first to start again, I want to make something different, because my life is a little bit boring. I am in university right now, and almost get the first semester, and almost get out from that university also! In this I declared that I really don't know whether its the right to do or its just me who want to be free. Just... wish me luck and have a good day!
Kiyoewo Girl,
Ulya
Buku ini menjadi yang pertama dari sekian banyak buku — sedikit, yang aku baca setiap lembarnya, bahkan kotak pelanggaran hak cipta. Diawal akan disajikan sesi tanya jawab dari film yang di favoritkan oleh si penulis. Seperti yang aku tebak dari awal membaca sinopsis, pasti tentang dunia. Saat, aku merasa tertarik dengan tulisan itu, terlebih dengan bahasa inggris, yang menurutku lebih mengena daripada bahasa indonesia. Awalnya, kukira hanya bagian ini yang menggunakan bahasa inggris, tapi ternyata tidak — thank God!. Karena, terkadang cerita dengan bahasa indonesia jika tidak benar-benar mempunyai kata yang pas — puitis, akan jadi sangat-sangat cheesy.
Buku ini berisi puisi, cerita, dan kalimat berisi tentang kisah si penulis tentang cinta dan kebencian. Untuk siapa? Dunia dan dia. Diselingi juga cerita dari si Rock, Kid, dan Cockroah. Mereka sebagai narasumber dari pertanyaan yang biasa kita tanyakan, dan mereka sebagai jawaban dari yang biasa kita jawab — probably. Buku ini mengandung banyak makna, seperti mengapa kita harus mencintai dunia penuh drama ini padahal kita sangat membencinya? Mengapa harus menjalani semua kesusahan ini padahal kita bisa lari dari itu? Memang, makna dari sebuah buku ini adalah sebuah pertanyaan, seperti judul blog kali ini —you will know where do I get inspired (if you read the book).
Selain menggunakan bahasa inggris, yang juga menggunakan bahasa yang puitis, membuat sedikit pusing untuk mengetahui maksud dari si penulis. Tapi, ini yang membuat menarik, merasa penasaran dan akan mencari tahu dari berbagai sumber. Membuat diri kita lebih kritis terhadap sesuatu, melatih kita untuk mencari sumber lebih dari satu. Overall, buku ini cocok dibaca untuk kamu yang sangat curious tentang panggung sandiwara ini, untuk kalian yang sejenak butuh tertawa bersama masalah-masalah yang kita hadapi.
——————
After a long hiatus — not really, I am finally decided to write again. There is so much going on in my life. This review will be my first to start again, I want to make something different, because my life is a little bit boring. I am in university right now, and almost get the first semester, and almost get out from that university also! In this I declared that I really don't know whether its the right to do or its just me who want to be free. Just... wish me luck and have a good day!
Kiyoewo Girl,
Ulya
Komentar
Posting Komentar